Jumat, 15 Mei 2009

Hari ini, Tuhan mengingatkanku.

Hari ini 15 Mei 2009.

Tepat jam 12 siang, waktunya istirahat. Saya mengikuti Ibadah di gedung kantor 2 tang.

Hari ini, lewat Firman dan pemaparan dari Hamba Tuhan, hatiku benar-benar di ingatkan Tuhan.
Memang, beberapa bulan terakhir ini , saya merasa bahwa tidak ada damai sejahtera di kantor ku. Saya sadar, bahwa suasana seperti ini berdampak pada pertumbuhan kantor.

Hal seperti ini sudah tidak bisa dibiarkan lagi. Saya juga tidak bisa terus-terusan menyimpan ketidakpuasan terhadap atasan atau rekan kerja. Jika aku tidak setuju dengan mereka, salah satu cara untuk keluar dari masalah dan suasana yang tidak enak ini adalah RESIGN.

Tidak mungkin saya mengajari seorang direktur untuk memimpin perusahaan dengan cara yang menurut saya adalah cara yang benar. Ha..ha..ha...itu sih lelucon.

Seperti kata salah seorang Direksiku, "tidak ada pemimpin yang sempurna". Bagi saya, hukum yang berlaku adalah : Setiap pemimpin harus menyadari bahwa dia tidak sempurna, oleh karena itu seorang pemimpin harus terus menyempurnakan diri". Memimpinlah dengan hati, karena yang dipimpin adalah manusia yang memiliki hati. Karena sebuah jabatan atau posisi, staff atau karyawan akan menurut dengan terpaksa, tetapi "seorang pemimpin baru dikatakan berhasil , jika staff atau karyawan bisa mengikuti.mengiring, dan mendukung pemimpinnya dengan rela untuk bersama-sama meraih target bersama.

Aku belajar satu hal dari semua ini...bahwa seorang pemimpin pun harus merendahkan hati,membuang gengsi dan kesadaran butuh diakui dan dihargai, serta bersedia meminta maaf kepada staff atau karyawannya. Apakah ada seorang pemimpin yang bersedia meminta maaf?????....tentu saja ada. Dan aku akan membuktikan, dan memulainya lebih dulu, karena saya adalah seorang pemimpin yang terus menyempurnakan diri.

Ohh Tuhan....Terimakasih atas teguran Mu hari ini. Engkau memang benar-benar hidup, dan ada di setiap langkah hidupku. Bahkan , saat aku mengalami persoalan seperti ini...Engkau mengetahuinya.

Aku mau mengakui kesalahanku, dan belajar merendahkan diri.

Terimakasih Tuhanku.

Be Great Be a Billionaire
Theresia Tampubolon

Tidak ada komentar: