Minggu, 12 April 2009

Kartini yang Kukenal


Ya Tuhanku, dengarlah Doaku
Aku meminta padaMu, untuk tetap melindungi Ibu ku
Aku memohon padaMu kesehatan yang sempurna untuk Ibu ku yang kusayangi
Aku berharap padaMu, berikan ku hati yang selalu merindukan suara dan nasehatnya , dan menunjukkan padanya betapa aku mengasihi dan sangat menghormatinya

Tak cukup kata-kataku untuk melukiskan betapa aku bangga memiliki Ibu ,dia yang telah melahirkanku kedunia ini. Aku bahagia telah merasakan diasuh oleh tangannya yang kekar dan kasar.

Sewaktu ku kecil aku sering mendengar teriakannya yang melengking, dan sanggup membangunkan seisi kampung , padahal.... sebenarnya tujuannya hanya ingin membangunkan ku dari tidurku yang lelap.

Pagi-pagi buta, sebelum matahari terbit dia telah bangun dan menyiapkan sarapan pagi , serta pergi melihat sawahnya untuk memeriksa apakah sawahnya sudah dialiri oleh air. Sebelum aku bangun pagi, dia telah memberikan makan semua ternaknya. SEbelum aku berangkat sekolah, dia telah bersiap-siap hendak pergi ke sawah dan ladang.

Di saat aku berumur 7 bulan dalam kandungan, dia telah menjadi janda dan tinggal seorang diri dengan 5 orang anaknya...hingga kini disaat umurku 30 tahun, dia tetap seorang janda yang setia menjadi seorang istri yang telah ditinggalkan oleh suaminya karena meninggal dunia. Tak ada kenangan sedikitpun dalam ingatanku tentang perbuatannya yang menghianati kesetiaannya terhadap suaminya. Dalam hal ini, aku mengacungkan semua jempol saya untuknya, bahkan akan kupinjam jempol tetangga dan semua orang untuknya. Dia adalah contoh yang sangat baik tentang kesetiaan seorang ibu dan seorang istri.

Sikapnya yang sangat tegas , terkadang membuat teman-teman, bahkan saudara kandungnya merasa gerah. Tutur katanya yang keras dan sangat ceplas-ceplos sanggup membuat kuping memerah dan panas. Tidak ada area abu-abu dalam kamusnya. Yang ada hanya : HItam atau PUtih.

Menjadi seorang janda diumur 37 tahun, masih sangat muda dan memiliki 5 orang anak. Dalam ingatanku selama 30 tahun , tak sehari pun dia absen dari ibadah mingguan di gereja. Ini adalah teladan seorang Ibu yang beriman kepada Tuhannya yang sangat diyakininya. Penderitaannya sangat berat dan panjang, bahkan kadang-kadang gelap dan gulita, Tapi dia tetap yakin pada Tuhannya. Tak pernah dia mengeluh akan hidupnya. Dia menganggap bahwa hidup adalah karunia. Apapun yang terjadi dalam hidupnya, tidak akan mengurangi iman dan keyakinannya pada Tuhan yang diyakininya.

Tidak pernah kulihat dia membeli bedak untuk memoles wajahnya,
Tidak pernah kulihat dia membeli lipstik untuk memoles bibirnya,
Tidak pernah kulihat dia membeli hairspray untuk menyanggul rambutnya
Bahkan, tidak pernah kusaksikan dia membeli baju , meskipun dihari raya.
Tapi, aku menjadi saksi bahwa dia selalu mencukupi kebutuhanku , dan tak pernah kekurangan.

Tak pernah aku dipaksanya untuk ikut kesawah atau ke ladang untuk membantunya.
Meskipun teman-teman seumuranku bahkan dipukuli oleh ayahnya , dipaksa untuk ikut kesawah atau keladang.
Tak pernah tangannya memukulku jika aku nakal,
Tak pernah tangannya mengambil lidi atau sapu untuk memukulku,
Padahal itu sering kusaksikan pada teman-temanku saat mereka dipukul oleh ayah dan ibunya.

Di saat aku sekolah dan meminta uang sekolah, Tak pernah dia menolak atau mengatakan tidak punya uang. Di saat lumbung tetangga telah digulung karena kehabisan gabah /padi, lumbung kami masih tetap berisi walaupun tinggal seperempat sebagai persiapan hingga panen sebentar lagi tiba......, itu adalah bukti bahwa dia pengelola uang yang sangat baik.
Uang sekolahku adalah prioritas utama baginya.
Dia tidak pernah memakai cincin emas ditangannya, atau kalung emas melingkar dilehernya, meskipun ukuran yang paling kecil sekalipun.
Karena dia tidak mau kelihatan cantik dan berharta , tapi anaknya kekurangan uang sekolah.

Aku bangga padanya, bahkan sangat bangga padanya....

Hingga aku berkeluarga dan memiliki seorang anak,
Aku selalu meneladaninya dalam menghadapi kehidupan.
Tuhanlah kekuatan dan sumber pengharapannya
Tuhanlah tempatnya mengadu , dan menitipkan anak-anak serta keturunannya.
Dia telah melakukan semampunya untuk mempertanggunjawabkan Tugas dan Tanggungjawabnya sebagai seorang ibu dan Orang Tua Tunggal.

Di usianya yang kini 67 tahun, dia masih tetap kesawah dan keladang, serta memelihara ternak-ternaknya...
Saat ibu-ibu muda yang lain sedang berdandan dirumah, mau ke gereja
Dia telah berada 30 langkah di depan gereja , mendahului yang lainnya.
Dalam Doanya, selalu kuminta supaya menyebut namaku dihadapan Tuhan
Aku meneleponnya dan meminta supaya selalu mendoakanku dan menyebutkan namaku dihadapan Tuhan... Bukankah Doa seorang Janda didengar oleh Tuhan.
Aku tahu dan percaya, bahwa TUHAN juga bangga memiliki hamba seperti Oma/Ibu yang kucinta.

Usianya tidak lagi muda....., tapi semangatnya dan Imannya tetap terjaga kuat.
Sebagai seorang anak, apa yang harus kubuat untuk menyenangkan hatinya????
Aku hanya melakukan hal yang sederhana : Meneleponnya sesering mungkin, menanyakan kesehatannya , membelikan dan mengirimkan vitamin untuknya, mengirimkan baju-baju, meskipun aku tahu , dia tidak akan memakainya "dengan alasan masih banyak dilemari"...
Pada saat dia ada waktu, aku memintanya datang mengunjungi kami dari medan dan aku mengirimkan tiketnya... pada saat dia pulang kemedan, aku selalu membelikan beberapa kantong susu bubuk sebagai persediaan....

Jika aku meneleponnya, sebelum mengakhiri pembicaraan dia akan menyampaikan salam kepada semua anak-anaknya diperantauan /Jakarta ini...Satu demi satu tidak akan terlewatkan.

Ya Tuhanku, berikan kebahagiaan untuknya....
Ya Tuhanku, berikan kebahagiaan untuknya...
Ya Tuhanku, berikan kebahagiaan untuknya...
karena aku tahu, dia tidak membutuhkan emas,perak,intan ,berlian...dia tidak membutuhkan itu

Ya Tuhanku, berikan kesehatan dan kebahagiaan untuknya...hanya itu pintaku.

Dan sebagai seorang anak, apa yang harus kulakukan??? Aku tahu!!!!..Aku harus melakukan segala-sesuatu yang menyenangkan hatinya, semampuku.

Dia tidak akan meminta segala sesuatu dari anaknya,
Tapi aku tahu, dia meminta segala sesuatu yang terbaik dari Tuhan untuk anaknya.

Cepat atau lambat, usia yang tak lagi muda, semakin mendekatkanku pada kenyataan bahwa suatu saat kami akan berpisah dan dia akan kembali kepada Sang Pencipta Nya, dan aku sangat mengetahui bahwa dia selalu siap sedia untuk itu.........
Seandainya itu datang, aku pasti tersenyum bahagia....karena dia telah melakukan tungasnya sebagai seorang Ibu dan Bapak yang sangat baik untuk-ku, meskipun aku tahu bahwa tidak ada orang tua yang sempurna di dunia ini....

Untukmu Oma........, Kami sangat mengasihimu dan bangga menjadi anakmu.

Be Great Be a Billionaire
Theresia Tampubolon

Tidak ada komentar: